Maful Bih Isim Dhamir dan Contohnya

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, maf’ul bih bisa berupa isim zhahir (kata benda yang terlihat jelas) atau isim dhamir (kata ganti). Kita sudah membahas maf’ul bih yang berupa isim zhahir, dan sekarang saatnya kita fokus pada maf’ul bih yang berupa isim dhamir atau kata ganti.

Dalam ilmu Nahwu, pembahasan mengenai ini dapat ditemukan dalam dua bab: bab dhamir dan isim-isim yang memiliki i’rab nashab atau bab manshubatul asma’. Baik, mari kita pelajari lebih lanjut!

Maf’ul Bih Isim Dhamir: Dua Jenis

Maf’ul bih isim dhamir terbagi menjadi dua kategori utama:

  1. Dhamir Muttashil (kata ganti terhubung)
  2. Dhamir Munfashil (kata ganti terpisah)

1. Dhamir Muttashil (Kata Ganti Terhubung)

Dhamir muttashil adalah kata ganti yang “melekat” atau terhubung langsung dengan kata kerja (fi’il). Dalam hal ini, dhamir tidak berdiri sendiri tetapi selalu menyatu dengan kata kerja yang mendahuluinya.

Dhamir muttashil dalam posisi maf’ul bih terbagi menjadi 12 macam, tergantung pada subjek atau pelaku yang terlibat dalam tindakan. Berikut adalah pembagiannya:

  • ضَرَبَنِي (dorabanii) – Dia memukul saya.
  • ضَرَبَنَا (dorobanaa) – Dia memukul kami.
  • ضَرَبَكَ (dorobaka) – Dia memukul kamu (laki-laki).
  • ضَرَبَكِ (dorobaki) – Dia memukul kamu (perempuan).
  • ضَرَبَكُمَا (dorobakumaa) – Dia memukul kalian berdua.
  • ضَرَبَكُمْ (dorobakum) – Dia memukul kalian (laki-laki, jamak).
  • ضَرَبَكُنَّ (dorobakunna) – Dia memukul kalian (perempuan, jamak).
  • ضَرَبَهُ (dorobahu) – Dia memukul dia (laki-laki).
  • ضَرَبَهَا (dorobahaa) – Dia memukul dia (perempuan).
  • ضَرَبَهُمَا (dorobahumaa) – Dia memukul mereka berdua.
  • ضَرَبَهُمْ (dorobahum) – Dia memukul mereka (laki-laki, jamak).
  • ضَرَبَهُنَّ (dorobahunna) – Dia memukul mereka (perempuan, jamak).

Keterangan Tambahan: Dhamir muttashil ini tidak bisa berdiri sendiri dan selalu harus menyatu dengan kata kerja atau kata lainnya. Dalam konteks maf’ul bih, dhamir muttashil mengisi peran objek langsung yang menerima aksi dari kata kerja tersebut.

2. Dhamir Munfashil (Kata Ganti Terpisah)

Dhamir munfashil, seperti namanya, adalah kata ganti yang berdiri sendiri dan terpisah dari kata kerja. Dalam posisi maf’ul bih, dhamir munfashil juga terbagi menjadi 12 bentuk, dan fungsinya serupa dengan dhamir muttashil, yaitu sebagai objek yang menerima aksi dari kata kerja.

Berikut adalah 12 macam dhamir munfashil dalam konteks maf’ul bih:

  • إِيَّايَ (iyyaaya) – Saya
  • إِيَّانَا (iyyaanaa) – Kami
  • إِيَّاكَ (iyyaaka) – Kamu (laki-laki)
  • إِيَّاكِ (iyyaaki) – Kamu (perempuan)
  • إِيَّاكُمَا (iyyaakumaa) – Kalian berdua
  • إِيَّاكُمْ (iyyaakum) – Kalian (laki-laki, jamak)
  • إِيَّاكُنَّ (iyyakunna) – Kalian (perempuan, jamak)
  • إِيَّاهُ (iyyaahu) – Dia (laki-laki)
  • إِيَّاهَا (iyyaahaa) – Dia (perempuan)
  • إِيَّاهُمَا (iyyaahumaa) – Mereka berdua
  • إِيَّاهُمْ (iyyaahum) – Mereka (laki-laki, jamak)
  • إِيَّاهُنَّ (iyyahunna) – Mereka (perempuan, jamak)

Keterangan Tambahan: Berbeda dengan dhamir muttashil, dhamir munfashil lebih fleksibel karena dapat digunakan dengan berbagai struktur kalimat. Misalnya, jika ingin menekankan objek dalam kalimat, penggunaan dhamir munfashil sering kali lebih efektif, seperti dalam kalimat: “إِيَّاكَ نَعْبُدُ” (Kepada-Mu kami menyembah).

Kapan Menggunakan Dhamir Muttashil atau Munfashil?

  • Dhamir Muttashil lebih sering digunakan dalam kalimat-kalimat standar yang tidak membutuhkan penekanan khusus pada objek. Misalnya, “ضَرَبَنِي” (Dia memukul saya) adalah kalimat yang umum dan langsung.
  • Dhamir Munfashil, di sisi lain, biasanya digunakan dalam kalimat yang membutuhkan penekanan pada objek. Misalnya, “إِيَّاكَ نَعْبُدُ” (Kepada-Mu kami menyembah) menekankan objek “Engkau”, yang menjadi fokus utama kalimat.

Memahami perbedaan antara dhamir muttashil dan dhamir munfashil sangat penting dalam penguasaan tata bahasa Arab, terutama saat mengidentifikasi maf’ul bih atau objek dalam kalimat. Penggunaan kedua jenis dhamir ini bisa berbeda tergantung pada tujuan komunikasi, apakah ingin menyampaikan secara umum atau memberikan penekanan tertentu. Dengan menguasai 12 bentuk masing-masing dhamir ini, Anda akan semakin mudah memahami dan membuat kalimat dalam bahasa Arab dengan lebih akurat dan bervariasi.